Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Daeng M. Faqih, SpB(K)Onk menegaskan bahwa dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi dalam praktik medis. Hal ini disampaikan dalam acara Ketum IDI Goes to Campus yang diselenggarakan di Universitas Indonesia pada hari Selasa (12/10).
Prof. Daeng menyatakan bahwa meskipun teknologi telah membantu memudahkan proses diagnosis dan pengobatan, namun keberadaan dokter sebagai manusia yang memiliki empati dan kecerdasan emosional tetap tidak bisa tergantikan. “Teknologi dapat membantu dalam mendukung proses medis, tetapi dokter tetap harus memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien secara manusiawi,” ujarnya.
Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan yang terus-menerus bagi para dokter agar dapat terus mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi medis terkini. “Dokter harus selalu belajar dan meningkatkan kemampuan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Prof. Daeng juga mengingatkan para dokter untuk selalu menjaga etika dan integritas dalam praktik medis. “Kepercayaan pasien merupakan hal yang sangat berharga, oleh karena itu dokter harus selalu menjaga kepercayaan tersebut dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional,” tuturnya.
Acara Ketum IDI Goes to Campus dihadiri oleh ratusan mahasiswa kedokteran dan para praktisi medis yang antusias mendengarkan paparan dari Prof. Daeng. Mereka juga aktif bertanya dan berdiskusi mengenai berbagai isu terkait dunia kedokteran dan kesehatan.
Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, IDI terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Melalui berbagai program dan kegiatan, IDI berharap dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional.