Demam kelinci, atau yang dikenal juga dengan istilah tularemia, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini biasanya menular melalui gigitan serangga seperti kutu dan nyamuk, atau melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi seperti kelinci, tupai, dan hewan pengerat lainnya.

Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus demam kelinci di AS telah meningkat sebanyak 17% dalam 10 tahun terakhir. Hal ini menjadi perhatian serius karena penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang serius dan bahkan dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Gejala demam kelinci bisa bervariasi tergantung pada cara penularan dan tingkat infeksi. Gejala umum yang biasanya muncul adalah demam, menggigil, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Selain itu, demam kelinci juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernapas jika bakteri menyerang paru-paru.

Untuk mencegah penularan demam kelinci, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, hindari kontak langsung dengan hewan yang berpotensi terinfeksi seperti kelinci dan hewan pengerat. Kedua, gunakan perlindungan seperti sarung tangan dan masker saat berada di area yang terdapat serangga penular. Ketiga, jaga kebersihan dengan mencuci tangan secara teratur dan membersihkan lingkungan sekitar.

Jika Anda mengalami gejala demam kelinci atau memiliki riwayat kontak dengan hewan terinfeksi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Demam kelinci memang bukan penyakit yang umum terjadi, namun dengan peningkatan kasus yang terjadi belakangan ini, penting bagi kita untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Semoga informasi ini bermanfaat dan selalu jaga kesehatan!