Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh orang dewasa di Indonesia. Namun, memberikan teh kepada anak-anak sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Mengapa demikian? Simak ulasan berikut ini.
Teh mengandung kafein, zat yang dapat merangsang sistem saraf dan menyebabkan gangguan tidur, kegelisahan, dan gangguan pada sistem pencernaan. Pada anak-anak, kafein dapat berdampak lebih besar karena tubuh mereka masih dalam masa perkembangan. Kafein juga dapat menyebabkan dehidrasi pada anak-anak karena bersifat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urin.
Selain itu, teh juga mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Anak-anak yang mengonsumsi teh dalam jumlah besar dapat mengalami defisiensi zat besi yang dapat menyebabkan anemia.
Oleh karena itu, sebaiknya memberikan teh kepada anak-anak dengan batasan yang tepat. Hindari memberikan teh dengan konsentrasi kafein yang tinggi seperti teh hitam. Lebih baik pilih teh hijau atau teh herbal yang memiliki kandungan kafein yang lebih rendah.
Selain itu, berikan teh dalam jumlah yang moderat. Anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari satu gelas teh sehari. Pastikan juga untuk memberikan asupan zat besi yang cukup kepada anak-anak agar tidak terjadi defisiensi zat besi akibat konsumsi teh.
Dengan memberikan teh kepada anak-anak dengan hati-hati, kita dapat meminimalkan risiko dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi teh pada anak-anak. Tetaplah memberikan nutrisi yang seimbang dan sehat kepada anak-anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para orang tua dalam merawat anak-anaknya. Hati-hati memberikan teh kepada anak!